I'm Afraid To Lose You
I’M Afraid To Lose You
World It’s Beautiful
Huhh! Teriak
ku sekeras-kerasnya melepaskan seluruh beban yang ada dalam benakku. Lalu aku
merebahkan tubuhku di atas rerumputan hijau bukit ini. Ku kebelakangkan
tanganku sebagai alas kepalaku. Ku tatap langit biru kemerahan yang menandakan
hari sudah petang. Aku tersenyum dan
berkata dalam hati “sungguh indah dunia ini”. Kupejamkan mataku sejenak
mengingat masa-masa sekolah SMPku yang
baru saja ku lewati. Namaku Annisa, Umurku 16 tahun. Aku baru saja
menyelesaikan sekolah menengah pertama (SMP) dan aku baru saja membuka lembaran
di sekolah menengah akhir (SMA). Namun bukan berarti aku bisa melupakan
masa-masa sekolah smp ku atau Cuma mengecapnya menjadi kenangan belaka.
Masa-masa smp adalah masa-masa yang indah menurutku. Untuk dijaman modern
seperti sekarang ini cimon bukan hanya untuk anak SMA saja, tapi juga anak SMP
ini karena berkembang pesatnya teknologi dan dampak era globalisasi. Aku
termasuk anak yang dapat digolongkan
seperti orang dewasa. Fostur tubuh dan pola pikiranku yang sangat mendukung,
kepercayaan diri yang tinggi, gaya berpakaian mengikuti pola anak kuliahan
serta memiliki wawasan yang luas. Selalu haus akan pengetahuan. (all about
that) ditambah lagi gaya berbicara ku yang formal seperti orang dewasa dan bisa
dikatakan bijak. Itu sih menurut teman-temanku.
Semasa SMP yang baru saja aku lewati, aku banyak memiliki teman akrab.
Hampir satu kelas. Sebut saja mereka Widi, Fitri, Fia, Sari, Siti, Pita, ikha,
Ida dan Merin. Itu baru teman-teman cewek. Belum lagi yang cowok. Ada Yunus,
Debi, Daus, Rey, Putra, Angga, dan Ezha. Mereka semua baik kepadaku dan mereka
pun sangat aku istimewakan. Mereka lebih penting dari pada seorang pacar.
Terutama Widi. I love you beb! Widi itu orangnya manis, memiliki mata yang
cukup indah dan satu lagi, dia yang paling setia dengerin cerita dan
curhatanku. Kapanpun itu. Itulah sahabat. Sampai sekarang pun aku masih seperti
dulu bila bersama widi.
Orang yang paling sering aku ceritakan adalah seorang cowok berfostur
tinggi besar, berwajah manis ala-ala Kucing dan satu yang paling gak bisa aku
lupakan “lesung pipitnya yang dalam” itu yang mampu menyihirku menjadi mengaguminya.
Sebut saja dia Andra (bukan nama sebenarnya). Andra juga termasuk sahabatku.
Hmm, sahabat yang dari dulu aku kagumi dan terspecial diantara
sahabat-sahabatku yang lain dan ingin sekali ku jadikan seseorang yang lebih
dari special. Tapi aku kurang punya nyali untuk mengungkapkanya.
The First, A culture Proposal
Pertemanan akrab ku dengan andra berawal dari sebuah tugas kesenian.
Guru kesenianku, sebut saja dia dengan “Bu Yani” bu Yani memberikan tugas
perindividu untuk membuat sebuah proposal pagelaran dan kesenian yang akan
dilaksanakan saat perpisahan nanti.
Andra tergolong anak yang cukup cerdas dan dewasa tetapi gaya hidup yang
terlalu santai membuat ia menjadi salah satu murid yang dianggap bodoh dan
nakal dikelas oleh beberapa guru (terutama guru-guru yang hanya memandangnya
dari luar dan kurang mau memahami seperti apa andra sebenarnya). Andra terlahir
dari keluarga yang bisa digolongkan lebih dari cukup. Hal ini juga yang
terkadang bisa membuatnya menjadi manja. Karena sering dicap jelek oleh
sebagian guru, membuat aku tergerak ingin membantunya mengerjakan beberapa
tugas sekolah. Aku pun membantunya mengerjakan tugas proposal kesenian yang
diberikan oleh bu Yani. Ku copykan tugasku yang telah ku selesaikan sebelumnya,
tetapi ku rubah beberapa panitia dan dana anggaran didalamnya. Agar tidak
terlalu mencolok. Lalu ku ganti nama dan beberapa design halaman bertemakan
yang simple-simple saja. Seperti kebanyakan anak cowok lainnya.
Setelah selesai ku kerjakan tugasnya, aku berikan ke andra dan ku tugaskan ia untuk menjilidnya sendiri. Dengan begitu ku anggap ia yang mengerjakan tugas itu.
Setelah selesai ku kerjakan tugasnya, aku berikan ke andra dan ku tugaskan ia untuk menjilidnya sendiri. Dengan begitu ku anggap ia yang mengerjakan tugas itu.
Setelah seminggu berlalu, sekarang waktunya untuk mengumpulkan tugas
proposal kesenian kepada bu Yani. Tetapi karna ada halangan, bu yani tidak
mengajar pada hari ini. Aku pun hanya menaruh tugasku di meja beliau. Hari-hari
ku lewati seperti biasanya. Berangkat sekolah, bercanda bersama teman-teman,
mengerjakan tugas dan sebagainya.
****
A English Lesson
Hari ini ada kelas bahasa inggris. Kebetulan guru bahasa inggris yang
mengajar di kelasku adalah wali kelasku sendiri. Panggil saja beliau Ms.
Suhari. Ms.Suhari berumur 50 tahun. Memiliki 3 orang anak dan 1 orang suami
(itu sih udah pasti. Hehe^^). Ms.Suhari adalah orang yang palinhg baik diantara
guru-guru yang lainnya. Because she is make me fall in love with
Andra.( Hehe , but it’s true). Hari ini adalah hari yang cukup mengejekutkan.
Karena tiba-tiba Ms.Suhari meminta Andra untuk pindah tempat duduk yang asal
mulanya di bagian pojok kiri belakang sekarang menjadi mengisi kursi di
depanku. Tepat di depanku. Nah, disinilah dimulai keakraban yang sedikit
berlanjut antara aku dan Andra. Aku jadi bertambah sering mengobrol dengan
Andra. Baik itu pada saat waktu pelajaran kosong, pada saat jam istirahat, (aku
pernah loh sampe gak istirahat karna dengerin ceritanya) bahkan saat pelajaran
berlangsung. (alhasil kita sering kena teguran dengan beberapa guru. Hehe) tapi
tau gak sih? Ditegur guru itu adalah sesuatu yang seru. Karena banyak
temen-temen yang respek lalu berkata “CIIIEEE”. Bukannya malu, tapi kita malah
ngakak bareng. Gubrak kan yee??
Oke untuk bagian ini dan seterusnya gue bakalan ngubah gaya bahasa gue
yang cukup formal sebelumnya menjadi lebih santai (Cuma mau ngebuktiin kolo gue
emang biasa menggunakan tatanan bahasa yang formal alias bahasa orang dewasa
dan itu ngebuat elo pada kebingungan and ngerasa bahasanya itu ALAY) ehem.. oke
kita balik lagi ke cerita. Andra banyak bercerita tentang keluarganya. Dan
perlu kalian ketahui, semenjak broken home, alias papa mamanya cerai Andra
dirawat oleh om dan tantenya. Andra banyak bercerita tentang masa kecilnya yang
lucu n super duper imut, dilanjutkan masa SDnya yang supeer duper jail, nah
sekarang masa SMPnya yang campur aduk kayak makan rujak bareng minum es teller
madu. Heemmm,, its nyummy! Oke, lanjut. Andra anak yang ceria banget. Tapi
kalau udah lagi sakit nih bener-bener kayak cewek galau diputusin pacar. Diem
seribu kata dan mejemin mata tanpa perduli kalau pelajaran lagi berlangsung.
Perlu kalian ketahui juga nih, Andra itu tipe cowok yang setia banget ama orang
yang menurutnya udah pas banget buat dia. Siapa Dia? Gue? Bukan! Tapi pacarnya.
Yap, Andra udah punya pacar dan mereka udah jadian sekitar 2 tahun lebih. Ehem.
Its Amazing. Kata Andra sih, sekarang dia udah mulai inshaf alias udah tobat.
Gak akan nakal n jail lagi. Yapp., kita doakan saja^^
From A Flower, Then be Like Him
Hari ini gua bareng Widi and likha bakalan cari bunga bareng
ditempatnya Wisnu. Wisnu adalah temen satu sekolah. Dia gak terlalu penting
dalam cerita ini. Cuma sebagai figura alias numpang lewat doang sebagai anak si
penjual bunga yang rencananya bungannya bakalan gue beli. Kebetulan nyokapnya
si Wisnu jualan bunga. Salah satu tugas pendidikan agama islam, sebelum
melalukan praktek wudhu dan shalat, kita disuruh buat ngumulin bunga
perkelompok. Satu kelompoknya ada 3-4 orang. Kebenaran gue, Likha ama Vici satu
kelompok. Vici gak bisa ikut nyari bunganya karna ada halangan. Alhasil Cuma
gue ama Likha yang nyambangin rumah si Wisnu. Widi ikutan nimbrung juga nyari
bunga siapa tau ketemu yang bagus jadi langsung bisa ngumpul tuh bunga. Widi
satu kelompok bareng Andra ama Yunus. Keberan Andra lagi ada les bimbel
katanya. Tapi karna kita kurang percaya, jadi kita samperin rumahnya Andra yang
gak terlalu jauh dari rumah Wisnu.
Disitu gue bareng Likha ama Widi ketemu tantenya Andra. Jujur, ini
pertama kalinya gue ke rumah cowo dan itu Andra. Awalnya kita kayak orang
blo’on clingak-clinguk. Akhirnya tantenya Andra keluar dan terjadi deh
percakapan antra gue, Likha, Widi ama tantenya Andra
Tante : Nyari siapa ya dek?
Gue : Andra nya ada tante?
Tante : Andra nya lagi bimbel.
Kalian siapa ya?
Widi : kita temennya Andra
tante.
Tante : oh, iya ada apa ya?
Gue : mau ngajakin Andra
beli bunga tante. Tugas kelompok. Takutnya gak cocok harga.
Tante : bunga apa? Ah, Andra itu terserah aja.
Keuangannya ada sama tante. Jadi kalau ada
apa-apa lapor ke tante aja ya.
Gue : oh iya tante. Takutnya aja sih gak cocok
selera ama harganya tante.
Tante : ah, terserah kalian aja. Kalau masalah harga
lapor sama tante. Berapa nomer hand phone mu?
Gue : oh iya tante 0853XXXXXXX. Annisa, tante
Tante : oh iya Annisa udah tante simpen nomer kamu.
Nanti telepon aja ya.
Gue : iya tante. Kita pamit dulu ya tante,
Assalammuallaikum
Tante : iya. Makasih ya, Wallaikumsalam
****
Besok paginya gue datang ke sekolah dengan muka yang malunya bukan
main. Gimana kalau Andra tau kalau gue kemarin bareng Likha ama Widi ke
rumahnya? Aduh mati gue. Harga diri sebagai cewek kayaknya udah kecoreng deh.
Malu banget. Sumpah. Rasanya gue gak pengen ketemu andra n gak mampu natap
mukanya. Huh! Ya tuhan. Ternyata saat Andra datang, Andra bersikap santai
seperti biasanya. Dia Cuma ketawa terus nanyain gue ngapain gue ke rumahnya.
Gue coba ngejelasin apa yang terjadi. Andra Cuma ketawa aja. Hem. Aman.
Malemnya adalah malam minggu. Waktunya gue untuk nyantai menikmati
diri sebagai jomblowati. Gue ngehabisin malem minggu dengan dengerin musik.
Tapi gue ngerasa ada yang aneh dalam diri gue. Kenapa gue dengerin musiknya
sambil kebayang Andra ya? Semakin lama gue kayak orang gila. Gue kebayang
senyumnya Andra lalu gue juga ikutan jadi senyum-senyum sendiri. Lama-lama gue
pengen cepet-cepet hari senin terus ketemu Andra lagi deh. Mati gue! Ya tuhan, gue gak pengen sampai suka Andra!
Gue takut kalau gue suka Andra. Jangan ya Tuhan! Andra itu sahabat gue. Akhirnya
gue ngutusin buat nge-sms Widi.
Gue : Wid, gue takut…
Widi : takut apa beb?
Gue : gak apa deh wid, gue
cuman pengen cepet-cepet hari senin aja kok.
Widi : kenapa?
Gue : gak kenapa-kenapa. Udah
ya gue tidur dulu
Widi : oke… kalau ada apa-apa sms aja gue
Akhirnya gue tidur dengan lelap malam itu….
I Like you, then I love You, And I Afraid Lose You
Hari demi hari gue lewati dengan penuh canda, tawa bareng temen-temen.
Hari demi hari juga perasaan gue ke Andra semakin menjadi. Dan gue ngutusin
buat jujur ke Widi kalau “GUE SUKA ANDRA” gue sama Andra pun semakin hari
semakin deket. Kita makin sering curhat-curhatan bareng. Andra curhat tentang
dia ama pacarnya. Jujur, setiap kali andra cerita tentang pacarnya, hati gue
kayak keiris pisau. Tapi, karna Andra sahabat gue, gue tetep ngerespond cerita
dia. Gue pun selalu ngasih saran yang baik buat Andra. Baik itu masalah
asmaranya, sekolah, sampai masalah keluarganya. Gue pun selalu tersenyum ke
Andra walaupun rasanya gue pengen nangis. Gue juga selalu berusaha nunjukkin
sikap seperti biasanya ke Andra, Cuma diam-diam gue suka merhatiin dia dari
jauh kalau kita lagi gak bareng-bareng.
Huhh! Ya tuhan, perasaan ke Andra semakin menjadi. Gue rasa juga Andra
sudah tau apa yang gue rasakan. Tapi dia tetap seperti biasanya agar aku gak
salah tingkah kalau lagi bareng dia. Dia pura-pura gak tau dan selalu santai. Tapi
sebenarnya gue tau Andra juga ngerasa gak enak ke gue.
Pengen rasanya gue bilang sesuatu ke Andra.
“Ndra,
loe orang yang hebat. Gue salut ama elo. Loe bersikap dewasa nganggap gak
terjadi apa-apa. Padahal hati loe juga ngerasa gak enak ke gue. Gue juga salut
ama sikap setia loe ke pacar loe. Dan pacar loe adalah orang yang paling
beruntung bisa dapetin elo. Longlast yahh..”
“Ndra,
gue simpen perasaan ini sampai nanti. Dan izinin gue buat teriak dalam hati gue
ke hati loe, Andra, I Love You, And I’m
Afraid to lose you. Walapun cuma dalam hati gue harap loe bisa denger”
*** END***
Komentar
Posting Komentar